Langsung ke konten utama

Terapi Psikoanalisa & Terapi Rasional Emotif


PENDEKATAN DALAM PSIKOTERAPI

A.    Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi berasal dari kata ‘psyche’ yang berarti jiwa atau mental dan ‘therapy’ yaitu pengobatan atau penyembuhan. Maka psikoterapi berarti pengobatan jiwa. Menurut Lewis R. Wolberg (1977) psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan professional dengan pasien, yang bertujuan :
1.      Menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada.
2.      Memperantarai perbaikan pola tingkah laku yang terganggu.
3.      Meningkatkan pertumbuhan serta mengembangkan kepribadian positif.

B.     Pendekatan Psikoterapi

1.      Pendekatan Psikoanalisa / Terapi Psikoanalisa

Pendekatan ini berfokus pada mengubah masalah pikiran, perasaan dan perilaku dengan cara memahami akar masalah yang tersembunyi di alam bawah sadar. Psikoanalisa pertama kali diciptakan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Menurut Freud, pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan merupakan sumber perilaku yang tidak normal. Kesadaran dan ketidaksadaran merupakan kunci dari teori ini. Sebagian besar perilaku manusia didorong atau ditentukan oleh kekuatan atau kebutuhan yang tidak disadari, yaitu pengalaman masa lalu yang terpendam dalam ketidaksadaran.
Tujuan dari psikoanalisa yaitu untuk menyadarkan individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan diri yang digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya.

v  Teknik dalam Terapi Psikoanalisa:

a.              Asosiasi Bebas
Teknik asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembalipengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu. Klien secara bebas mengungkapkan segala hal yang ingin dikemukaan, termasuk apa yang selama ini direpres atau ditekan di alam bawah sadar. Ada hal yang menjadi salah satu hambatannya, yaitu klien melakukan mekanisme pertahanan diri saat mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Klien diminta untuk berbaring di dipan khusus dan terapis (psikoanalisnya) duduk di belakang. Klien dan terapis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan klien dapat mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau terhambat oleh terapis.
b.              Penafsian (Interpretasi)
Suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi. Dengan kata lain, teknik ini digunakan untuk menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang mneyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.
c.               Analisis Mimpi
Prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi merupakan jalan keluar menuju kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran yang direpres atau ditekan di alam bawah sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini, difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada taraf mengagnggu.
d.              Analisis Resistensi
Analisis resistensi merupakan dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada klien sehingga klien bisa menyadari alasan timbulnya resistensi tersebut. setelah klien bisa menyadarinya, klien bisa menanganinya dan bia mengubah tingkah lakunya.
e.               Analisis Transferensi / Pengalihan
Analisis traferensi atau pengalihan merupakan teknik utama dalam terapi psikoanalisa karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan klien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya.

2.      Pendekatan Rasional-Emotif / Terapi Rasional-Emotif

Pendekatan atau terapi rasional-emotif mulai dikembangkan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Albert Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang Eksistensialis serta seorang Neo-Freudian.
Terapi Rational-Emotif merupakan aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irrasional dan jahat. Manusisa memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir, dan mengaktualisasikan diri. Akan tetapi, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah mengahncurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan yang tidak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme, dan mencela diri serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri.
Tujuan utama dari terapi ini yaitu untuk meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistic. Terapi Rasional-Emotif tidak diarahkan semata-mata pada penghapusan gejala, tetapi untuk mendorong klien agar menguji secara kritis nilai-nilai dirinya yang paling besar.

v  Karakteristik Terapi Rasional-Emotif:

a.              Aktif-Direktif
Dalam hubungan konseling lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
b.             Kognitif_Eksperiensial
Hubungan yang dibentuk harus berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
c.              Emotif-Eksperiensial
Hubungan yang dibentuk juga melihat aspek emotif klien dengan mempelajari sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
d.             Behavioristik
Hubungan yang dibentuk harus menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan perilaku dalam diri kliennya.
e.              Kondisional
Hubungan dalam terapi rasional-emotif dilakukan dengan membuat kondisi tertentu terhadap klien melalui berbagai teknik pengkondisian (conditioning) untuk mencapai tujuan terapi konseling.
v  Teknik-Teknik Terapi Rasional-Emotif

·         Teknik dalam terapi ini dibagi menjadi 3 sub pokok, yaitu:

a.              Teknik Emotif
Teknik ini dilakukan untuk mengubah emosi klien. Ini sepenuhnya melibatkan emosi klien saat ia melawan keyakinan-keyakinannya yang irasional. Teknik ini seperti: Rational Emotif Imagery, Humor, Imitasi, Assertive Adaptive, Role Playing, Shame-Attacking, Force, and Vigor.
b.             Teknik Kognitif
Teknik ini membantu klien berpikir mengenai pemikirannya dengan cara yang lebih konstruktif. Klien diajarkan untuk memeriksa bukti-bukti yang mendukung dan menentang keyakinan-keyakinan irasionalnya dengan menggunakan tiga criteria utama: logika, realisme, dan kemanfaatan. Teknik ini seperti: menyingkirkan Kepercayaan Tidak Rasional, Changing One’s Langguage, Pengajaran, dan Persuasif.
c.              Teknik Tingkah Laku
Teknik ini lebih digunakan khusus untuk mengubah tingkah laku. Teknik ini dinegosiasikan dengan klien atas dasar sifatnya yang menentang, tetapi tidak sampai membuat kewalahan, yaitu tugas-tugas yang cukup menstimulasi untuk mewujudkan perubahan terapeutik namun tidak terlalu menakutkan karena justru akan menghambat menjalankan tugas-tugas tersebut. Teknik ini seperti: Peneguhan (Reinforcement), Destinasi Bersistematik, Teknik Modelling, Teknik Relaksasi.

v  Peran konselor dalam proses konseling rasional-emotif akan nampak dengan jelas dalam langkah konseling sebagai berikut:
1)                  Langkah Pertama : Dalam langkah ini konselor berusahan menunjukkan kepada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan keyakinannya yang tidak rasional.
2)                  Langkah Kedua : Peranan konselor yaitu menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri.
3)                  Langkah Ketiga : Konselor berperan dalam mengajak klien untuk menghilangkan cara berpikir serta gagasan yang tidak rasional.
4)                  Langkah Keempat : Peranan konselor yaitu mengembangkan pandangan-pandangan yang realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang tidak rasional.

SUMBER :
Fadhli, A. (2010). Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
http://fatihatullaily.blogspot.co.id/2015/05/teori-psikoanalisis-sigmund-freud.html
http://agungtriantoro.blogspot.co.id/2016/03/terapi-psikoanalisa-sigmund-freud.html
https://iruyuriruy.wordpress.com/2013/05/07/rational-emotive-therapy-albert-ellis/
https://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/04/19/terapi-rasional-emotif/
https://nabilapd.wordpress.com/2016/03/25/teknik-teknik-terapi-psikoanalisis/

https://werdiningsiih.wordpress.com/category/beberapa-pendekatan-dalam-psikoterapi

Postingan populer dari blog ini

PT. Ultrajaya Milk Industry

A. Sejarah Perusahaan Ultrajaya Milk Industry          PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung - Jawa Barat. Perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. PT Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.         Pada awalnya perusahaan yang berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu.  Seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek B...

KONSEP DAN PENERAPAN SELF-DIRECTED CHANGES

SELF-DIRECTED CHANGES Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu. Self directed learning diperlukan karena dapat memberikan siswa kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan siswa untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka. Self directed learning meliputi bagaimana siswa belajar setiap harinya, bagaimana siswa dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang cepat berubah, dan bagaimana siswa dapat mengambil inisiatif sendiri ketika suatu kesempatan tidak terjadi atau tidak muncul. Knowles (dalam Jennings, 1975) menambahkan bahwa self directed learning adalah sebuah proses dimana sebuah dimana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan proses dalam self-directed learningini dilakukan dengan menyadari kebutuhan ...

ALIRAN HUMANISTIK DAN PENDAPAT ALLPORT

  TEORI KEPRIBADIAN KESEHATAN LANJT... Humanistik Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan  besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. ...
Long Banana