FAMILY THERAPY
(TERAPI KELUARGA)
1. Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga dapat ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari
teoritis ilmu psikologi mengenai intervensi keluarga (Liddle, Bray, Levant,
& Santisteban, 2002), intervensi keluarga psikologi dapat melibatkan,
menilai, dan memperhatikan beberapa sistem dan tingkat pengaruh sosial,
termasuk rekan, sekolah, pekerjaan, dan komunitas.
Suatu metode terapi dimana
anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan
komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga. Terapi
keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami
perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Jadi, terapi keluarga
adalah metode dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap
permasalahannya, mengembangkan komunikasi, memahami perilaku dan menemukan
solusi bagaimana cara pemecahannya.
Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak
memerlukan orang lain, terapis keluarga hanya membantu untuk mengidentifikasi
dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat dan mengusahakan supaya
keadaan dapat disesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain
berbeda. Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga
secara keseluruhan.
Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita
gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan
menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya
berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga
yang tidak berfungsi baik.
2. Prinsip Terapi Keluarga
Terapi keluarga didasarkan
pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama
adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung
bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada
anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota
tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip
kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat
dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari
bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota
akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya
tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Terapi keluarga tidak bisa digunakan bila tidak mungkin untuk
mempertahankan atau memperbaiki hubungan kerja antar anggota kunci keluarga.
Tanpa adanya ksadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota
inti keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh
anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa system dalam keluarga
akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.
3. Model Terapi Keluarga
A. Behavioral
Tujuan dari terapi
behavioral adalah merubah konsekuaensi perilaku anatar pribadi yang mengarah
pada penghilangan perilaku maladaptif atau problemnya. Kerangka umum dari
pendekatan behavioral adalah masa kini yang lebih memfokuskan pada lingkungan
interpersonal yang terpelihara dan muncul terus dalam pola perilaku terkini.
Fungsi utama dari terapis adalah direktif, mengarahkan, membimbing atau model
dari perilaku yang diinginkan dan negosiasi kontrak.
B. Psikodinamika
Tujuan dari terapi psikodinamika ini
adalah pertumbuhan, pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih.
Psikodinamikan memandang keluarga sebagai system dari interaksi kepribadian,
duimana setiap individu mempunyai usb-sistem yang penting dalam keluarga,
sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis
menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri
dan bergerak kearah mereka sebagaimana sebuah kelompok.
Kerangka umum adalah masa lalu, sejarah
dari pengalaman terdekat yang perlu diungkap. Aturan dari ketidaksadaran adalah
konflik dari masa lalu yang tidak terselesaikan akan Nampak pada perilaku sadar
seseorang secara kontineu untuk mrnghadapi situasi dan obyek yang ada sekarang.
Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya membuat intepretasi tehadap
pola perilaku individu dan keluarga.
C. Bowenian
Tujuan terapi adalah memaksimalkan
diferensiasi diri pada masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari
Bowen adalah mengutamakan masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang
keluarga. Atauran dari ketidak sadaran adalah konsep terkini yang menyatakan
konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak pada masa interaktif.
Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat
melalui penyatuan keluarga. Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang
berorientasi pada psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu
antar generasi dan peran-peran masa laludengan pendekatan yang membatasi
perhatian pada unit keluarga dan pengaruhnya dimasa kini.
4.
Cara Melakukan
Terapi Keluarga
Menurut Almasitoh (2012) terdapat empat langkah
dalam proses terapi keluarga, antara
lain :
a.
Mengikutsertakan
Keluarga, Pertemuan dilakukan di rumah, sehingga terapis mendapat
informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang
cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
b.
Menilai
Masalah, Mencakup pemahan tentang kebutuhan, harapan, kekuatan keluarga
dan riwayatnya.
c.
Strategi-strategi
khusus, Berfungsi untuk pemberian bantuan dengan menetukan macam
intervensi yang sesuai dengan tujuan.
d.
Follow Up, Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap
berhubungan dengan terapis atau konselor secara periodik untuk melihat
perkembangan keluarga dan memberikan support.
5.
Manfaat Terapi
Keluarga
Menurut Perez (dalam Hasnidah, 2002) secara khusus Family
Conseling/ terapi bermanfaat untuk :
- Membuat semua
anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik dari
setiap anggota keluarga
b.
Menambah
toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustasi, ketika terjadi konflik dan
kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga
c.
Meningkatkan
motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati, dan mengembangkan
anggota lainnya
d.
Membantu
mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota
keluarga
6.
Kasus-kasus yang
diselesaikan dalam Terapi Keluarga
Terdapat beberapa kasus yang dapat diselesaikan
dengan terapi keluarga yaitu perceraian, pernikahan kembali, keluarga modern
yang kedua ayah dan ibu bekerja, kenakalan remaja dan juga konflik keluarga
apabila salah satu anggota keluarga menjadi transgender sehingga
dibutuhkan terapi keluarga agar seluruh anggota keluarga dapat siap menerima
dan beradaptasi dengan perubahan unik terhadap salah satu anggota keluarga yang
menjadi transgender.
7.
Contoh Kasus
yang Menggambarkan Terapi Keluarga
Don dan Angela adalah pasangan suami istri yang
telah bercerai, dari hasil perrnikahannya mereka dikaruniai seorang putri dan
seorang putra. Don adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya.
Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa
anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan. Angela
begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya yaitu Ben. Namun yang membuat ia
lebih heran lagi adalah mengapa suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman
keras. Heather mengatakan bahwa hubugannya dia dengan kedua orang tuanya sangat
baik. Namun berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Ben, ia merasa bahwa
hubungannya sangat gila. Ben adalah sorang kakak yang pengangguran yang
mempunya hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.
8.
Proses Terapi
Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi.
Seorang terapis wanita, Don(ayah), Ben(anak laki-laki), dan Heather(anak
perempuan). Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka
membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di
sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di
ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali
membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis
juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini
ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak
perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa
yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta
ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather dapat duduk
berdampingan.
Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan
perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia
merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak
mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku
menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga
berkata-kata kasar.
Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia
rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang
disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini
Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya.
Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik
tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar
permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi,
hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi
selesai.
9. Pembahasan
Salah satu bentuk intervensi Psikologi Keluarga adalah terapi keluarga.
Terapi keluarga merupakan salah satu terapi modalitas yang melihat masalah
individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menjalankan
terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi
berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fungsi
keluarga, dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.
Contoh kasus diatas dapat di kaitkan dengan terapi keluarga didasarkan pada
teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama
adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung
bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada
anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota
tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip
kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat
dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian
komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan
mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak
ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Dalam prinsip pertama kausalitas sirkular yang menjelaskan bahwa
peristiwa yang terjadi itu berhubungan dan saling bergantung, memiliki sebab
atas perilaku Heather yang jelas di ungkapkan nya bahwa Heather merindukan Ben
yang dulu dan Ben menyatakan bahwa Don telah bersikap pilih kasih. Model terapi
keluarga yang digunakan oleh terapis pada kasus diatas adalah behavioral,
dimana terapis berusaha untuk merubah perilaku maladaptif pada diri Ben
dan mencoba untuk mempererat hubungan interpersonal antara Don, Ben, dan
Heather.
Daftar
Pustaka
Almasitoh HU, 2012. “Model Terapi
Dalam Keluarga”. Magistra, No. 80
Corey, Geral. 2010. Teori
dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Friedman, Marlyn M. 1998. Praktik
Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan Intervensi. Toronto:
Appleton & Lange.
Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar
Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama
Komentar
Posting Komentar